Postingan

Mendekat saat penuh dengan sekat.

Gambar
  Kala itu, aku ingin mengakhiri segalanya. Tentang rasa yang tak ingin kujadikan ada. Tentang rindu yang sedang kusemogakan tidak pernah mengajak temu. Tentang kita yang tidak pernah bisa menyatu.  Kala itu, aku ingin menjadikanmu yang terakhir untuk perjalanan cinta yang tak berujung, tempat pulang saat aku dan kamu sama-sama lelah dengan perjalanan panjang. Aku kira akan mudah, seperti alur yang kurancang sendiri dengan ending yang ku inginkan nyatanya, tidak berguna.  Kala itu, aku menjauhkanmu dari segala duniaku. Menutup segala akses untuk sekedar tau, bagaimana kabarku.  Namun kenapa kini kamu mendekat?  Seakan yang lalu adalah kesalahan yang tidak pernah ada.  Kenapa sekarang baru kamu pertanyakan perihal aku yang telah jauh?  Atau melupa jika kita memang sudah amat jauh.  Kenapa kenapa dan kenapa.  Seolah hanya kata itu yang memenuhi ruang dalam pikiran.  Sikapmu manis, lantas kenapa tidak sedari dulu kamu berubah?  Apa kin...

Dalam kisah percintaan ini, kamulah pemenangnya.

2 mei 2020. Aku tidak tau bagaimana kondisi hatiku saat ini, ingin kubilang sakit nyatanya lebih dari kata itu. Ingin dibilang hancur bahkan kepingannya tak akan mampu untuk sekedar kau lihat. Ini lebih dari kata sakit dan hancur, jika kau tau apa kata itu, tolong beritau aku. Segala rasa yang dulu kupendam nyatanya masih menyisakan sedikit cerita tentang masa lalu. Dari jauh hari telah kupersiapkan untuk hari ini nyatanya masih saja aku lemah oleh perasaan. Bodoh. Itulah kata yang tepat untuk aku yang tidak mampu ini. Hadirmu punya warna tersendiri dalam ceritaku, hingga kepergianmu aku harus bersusah payah untuk tetap mempertahankam warnanya. Kukira dengan cara menghilang aku bisa dengan mudah melupakanmu, melupakan kita yang dulu sempat jadi satu. Kenyataannya? Aku ingin mentertawakan takdir yang begitu menyedihkan ini, tidak semudah itu menghapus tentangmu yang pernah menjadi tempatku memupuk rindu. Ah aku tau, bagimu aku hanyalah sisa sisa kenangan seperti masa lalumu dul...

Aku yang menggenggam erat jemarimu, kamu yang melonggarkan jemariku.

Gambar
Sajak tentang kepergianmu. Sunyi. Sepi. Dipenghujung senja aku bertumpu tangan memandang awan yang tengah merona kemerahan. Denganmu dulu aku menikmatinya, dengan secangkir kopi lantas kita tertawa bersama. mentertawakan hal yang sederhana. Merencankan tentang berapa banyak bintang yang mampu kita hitung dalam semalam. Atau hanya, sekedar menuangkan pemikiran hingga perdebatan kecil yang tak berujung. Aku selalu menikmati detik yang berganti denganmu. Meletakan jariku diantara jemarimu. Hingga kutemui hari itu, hari dimana pengkhianatan adalah hal yang semakin menjijikan dimataku. Aku yang terlalu erat merengkuhmu, hingga senja menghilang, bersama dengan bayanganmu. Atau memang kamu, yang tak pernah menjadikanku, nomor satu?  -Dandeliion27

Bisakah aku menjadi satu satunya?

Untukmu, yang pernah kujadikan tempat sandaran.  Boleh aku mempertanyakannya kembali? Tentang setiap raguku yang menjadi sumber keresahan hati Tentang segala sikapmu yang menjadi tanya disetiap hari.  Apa benar aku adalah satu satunya?  Entah kenapa pertanyaan itu selalu menghantuiku saat aku, tengah mencoba untuk percaya, kembali. Kutepis setiap pagi namun mereka datang lagi dan lagi.  Aku bisa apa ketika mereka memberontak dengan segala tanya.  Menyudutkan dengan berbagai fakta.  Aku tak mampu lagi menciptakan kebohongan baru hanya untuk menciptakan kebahagiaan palsu denganmu.  Aku tak mampu lagi mengolah kata suka cita diantara duka yang tengah melanda.  Hatiku benar benar patah dan segala rusuk ku rusak parah.  Bagaimana kau akan merengkuhku saat tanganmu dan dia saling berpegang erat.  Bagaimana bisa kau tertawa saat orang yang kau anggap belahan cintamu tengah berderai air mata?  Jangan ...

Terpuruk? Boleh saja. Asal jangan lupa cara untuk kembali bahagia.

Gambar
Manusia pasti pernah mengalami hal terburuk dalam hidupnya. Berat atau ringan, itu sama sama cobaan bukan? Ada luka disetiap ujiannya. Seperti halnya patah hati. Em bayangkan saja, ketika kamu tengah berada pada fase mencintai dengan sangat. Tiba tiba dia mengkhianatimu. Menuntut terhadap hal yang seharusnya bisa dia terima apa adanya seperti kamu menerimanya. Tiba tiba pula dia tengah menggandeng wanita baru dihadapanmu. Tidak ada yang tidak sakit. Munafik kalau bilang " i'am OK" nyatanya tak se oke yang dilihat. Ada takaran kesedihan disana. Pingin cerita takut disangka berlebihan. Bucin. Dll. Pingin nangis takut dibilang cengeng banget jadi orang. Sekalinya ada yang kasih nasihat. "Aku juga pernah ngrasain di posisi kamu. Udah ikhlasin aja. Dia nggak baik buat kamu." Its ok. Nggk ada yang salah dalam hal itu, dia memang pernah merasakn diposisimu tapi tentunya berbeda. Kamu dan dia berbeda. Ada lagi permasalahan dengan rekan kerja. Dimana sehar...

Aku pernah bahagia dalam sekejap, namun itu adalah kebahagiaan dari akhir yang kau inginkan

Ada yang pernah merasa hatinya penuh dengan bunga dan perut seperti merasakan ribuan kupu kupu berterbangan? Jika iya, kita sama. Aku pernah merasakannya. Saat ketika dia menyatakan bahwa aku adalah wanita yang ingin dia puja selain bundanya. Bisa bayangkan betapa bahagianya aku kala itu? Saat dimana dia memperkenalkanku pada mereka, sebagai seseorang yang berarti. Aku berharap, bumi berhenti berputar saat itu juga. Aku merasa, akan diterima baik dalam hubungan ini. Ketika dia mengatakan pada semesta bahwa akulah yang tercinta. Adalah hal berlebihan memang mengungkapkan semua ini, tapi inilah kebenarannya. Namun naas beribu naas. Entah aku yang terlalu berharap atau kamu yang memang sengaja ingin bermain main dalam hal rasa. Kurasa usia kita sudah terlalu matang untung menjalin hubungan yang bukan sekedar seperti remaja. Kita butuh komitmen dan kepercayaan. Aku mempercayakan sepenuhnya padamu namun kebohongan yang kudapat selama ini. Permainan ini telah usai. Tepat disaat kamu ...

Mengenalmu, adalah luka yang aku tabung

Sudah berapa waktu lebih aku berjalan tanpamu. Dulu, sepersekian detik semakin kesini aku semakin merindu. Segala tentangmu adalah kecanduan yang mampu memabukkanku dalam hayalan. Tepat disaat aku sedang jatuh sejatuh jatuhnya dalam cinta yang kau janjikan akan indah jika kita bersama, nyatanya malah kau dorong hingga sekarang aku sekarat didasar jurang.  Lucu sekali, aku yang bertahan sepenuh hati nyatanya kau hanya sampai pada separuh hati. Kini semua hal tentangmu memang menjadi kenangan, yang entah ingin aku kenang, atau aku buang. Ingin bilang ikhlas pada kenyataannya pun aku masih belum mampu. Gimana dong?  Bersamamu kala itu adalah tabungan luka yang kini, kurasakan sepenuhnya. Terimakasih sebab denganmu aku lebih menghargai kata berjuang dan bertahan. Meski akhirnya hancur berantakan.  Terimakasih adalah kata tulus yang ingin kusampaikan meski niatan hati sudah tidak ingin mengurus.  Terimakasih untuk segala warna yang pernah kita corat cor...